Friday, December 4, 2015

MODEL – MODEL INTERVENSI PERKEMBANGAN

MODEL – MODEL INTERVENSI PERKEMBANGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik

DOSEN PEMBIMBING:
Diniy Hidayatur Rohman

Disusun Oleh :
Mohamad Bagus Syarifudin    (150631600497)
Ilham Akbar. F                        (150631604516)
M. Aris Panggih. K                  (150631603269)
Reta Baharullam                      (150631606718)





PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
NOVEMBER 2015



KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Pemurah, Tugas Perkembangan peserta didik mengenai model-model intervensi perkembangan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Proses penulisan ini mengalami beberapa kendala namun, berkat kesungguhan dan kerja keras serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung, kendala-kendala itu dapat diatasi.
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Perkembangan Peserta Didik yang telah diberikan oleh Bapak Diniy Hidayatur Rohman selaku dosen penulis
            Harapan penulis, semoga makalah  ini bermanfaat untuk menambah serta memperluas pengetahuan pembaca. Kami sadar bahwa penyusunan makalah  ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak khususnya pembaca agar penyusunan makalah bisa lebih baik lagi dan lebih efisien.











Malang, 28 Oktober 2015



Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulis
1.4  Manfaat Penulis
BAB II Pembahasan
2.1  Pengaruh Pola Asuh
A.     Pengertian Pola Asuh
B.     Hakikat Pola Asuh
C.     Keluarga
D.     Hakikat Anak Usia Dini
2.2  Penerapan Bimbingan
A.     Pengertian Bimbingan
B.     Contoh Bimbingan pada Siswa
C.     Pengertian Konseling
D.     Hubungan Bimbingan dan Konseling
E.      Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
BAB III Penutup
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Aktifitas di sekolah, siswa memerlukan bimbingan bukan hanya sekedar pembelajaran. Rekan siswa untuk menjadi pembimbing yang paling baik dan efektif adalah guru mata pelajaran. Namun tentu saja untuk mendapatkan hasil siswa yang di bimbing dengan benar. Guru mata pelajaran harus mempunyai pengetahuan tentang pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Agar dapat membimbing anak kearah yang lebih optimal dan tidak sembarangan.
Dengan adanya bab mengenai model-model intervensi perkembangan ini. Mahasiswa jadi benar-benar paham cara memposisikan diri dalam bimbingan di sekolah pada anak didiknya kelak. Mata kuliah ini di gunakan untuk membekali mahasiswa sebagai calon guru sekolah menengah agar mampu menyelenggarakan pembelajaran yang membimbing dan memberikan pelayanan dasar-dasar bimbingan sesuai dengan kewenanganya. Sehingga menunjang pembekalan untuk mahasiswa. Pembahasan dilakukan tentang model-model intervensi perkembangan. Pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga  tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan  yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling.
1.2  Rumusan Masalah
1.           Apa Pengertian Pola Asuh ?
2.           Apa Pengertian Bimbingan ?
3.           Apa Pengertian Konseling ?
4.           Bagaimana cara menerapan pola asuh pada seorang anak?
5.           Bagaimana penerapan bimbingan dan konseling di sekolah?
1.3  Tujuan Penulis
1.      Mendeskripsikan Apa Pengertian Pola Asuh ?
2.      Mendeskripsikan Apa Pengertian Bimbingan ?
3.      Mendeskripsikan Apa Pengertian Konseling ?
4.      Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua.
5.      Untuk mengetahui penerapan bimbingan dan konseling di sekolah.
1.4  Manfaat Penulis
a)      Dapat memberikan pemahaman tentang pengaruh pola asuh orang tua.
b)      Untuk menerapkan bimbingan dan konselingpada anak didik.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengaruh Pola Asuh
A.                Pengertian Pola Asuh
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Anton Moeliono), bahwa kata pola memiliki arti sebagai berikut:
1)      Sistem: cara kerja
2)      Bentuk (struktur) yang tetap
sedangkan kata asuh memiliki arti sebagai berikut :
1)      Menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil.
2)      Membimbing (membantu, melatih dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri.
Dapat dijabarkan bahwa pengertian pola asuh adalah sistem, cara kerja atau bentuk dalam upaya menjaga, merawat, mendidik dan membimbing anak kecil supaya dapat berdiri sendiri.
B.                 Hakikat Pola Asuh
Pola asuh merupakan suatu cara yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak sebagai wujud pertanggung jawaban orang tua terhadap anaknya.Tiga macam pola asuh orang tua menurut Santrock (2002), yaitu:
1)      Pola asuh authoritative atau otoritatif atau demokratis
a)      Kontrol terhadap anak relatif longgar.
b)      Terjadi komunikasi dua arah antara anak dan orangtua.
c)      Hukuman diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan anak.
d)      Pembentukan disiplin atas dasar komitmen bersama antara anak dengan orang tua.
2)      Pola asuh authoritarian atau otoriter
a)      Kontrol terhadap anak ketat.
b)      Komunikasi lebih didominasi oleh orangtua, tapi masih ada penghargaan kepada anak.
c)      Hukuman diberikan atas dasar kesalahan yang dilakukan oleh anak.
d)      Pembentukan disiplin diarahkan oleh orangtua.
3)      Pola asuh permissive
a)      Tidak ada kontrol terhadap anak.
b)      Komunikasi sangat rendah
c)      Hukuman hampir tidak diberikan kepada anak.
d)      Pembentukan disiplin diserahkan kepada anak.
Pola asuh merupakan perilaku fisik maupun psikologis yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya untuk membentuk kepribadian anak dalam menuju kedewasaan.
C.                 Keluarga
Dalam pengertian psikologis, keluarga merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Keutuhan orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak dalam mengembangkan kreativitas diri. Keluarga dikatakan utuh apabila di samping lengkap anggotanya terutama anak-anaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidakadanya ayah atau ibu dirumah tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara prikologis.
Dalam buku Pola Asuh Orang Tua yang ditulis oleh Moh. Shochib, David (1992 : 33-34) mengkategorikan keluarga dalam pengertian sebagai keluarga seimbang, keluarga kuasa, keluarga protektif, keluarga kacau, dan keluarga simbiotis.
Pendapat lain disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara (1962 : 100) yang menyatakan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia.
Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh keharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Dalam keluarga ini orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Anak-anak merasa aman, walaupun tidak selalu disadari. Diantara anggota keluarga saling mendengarkan jika bicara bersama, melalui teladan dan dorongan orang tua. Setiap masalah dihadapi dan diupayakan untuk dipecahkan bersama.


D.                Hakikat Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi mortorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,  dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Mansur, 2005 : 88).
Usia dini biasa di sebut dengan golden age karena fisik dan motorik anak berkembang dan bertumbuh dengan cepat, baik perkembangan emosional, intelektual, bahasa maupun moral (budi pekerti). Bahkan ada yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% kecerdasan tercapai pada usia delapan tahun.Adalah hal lumrah jika banyak pihak begitu memperhatikan perkembangan anak usia emas yang tak akan terulang lagi ini (Partini, 2010 :2).
Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami masa kanak-kanak awal, yaitu berusia 2-6 tahun yang akan ditumbuhkan kemampuan emosinya agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar memiliki kecerdasan (Yasin, 2007 : 10).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5K9CKaGnUjls8KF7oS8zks8y-QtVkNylu4qTjJqeM-tk7CWRO6bzs5MV7gEAWsv0Fzy_eDR30RX9h8HB20uYrMDnmio0QPC2VyECkJnTylTLbEaR-Ci7SfcRvkF-FFoZ75tfLGI7O28k/s200/Pola-asuh.JPG
2.2  Penerapan Bimbingan
A.                Pengertian Bimbingan
Pengertian Bimbingan Menurut para Ahli, Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Istilah bantuan dalam bimbingan tidak diartikan sebagai bantuan material (seperti uang, hadiah, sumbangan, dan lain-lain), melainkan bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing. Bimbingan merupakan suatu proses yang mengandung pengertian bahwa bimbingan merupakan kegiatan yang berkesinambungan, bukan kegiatan seketika atau kebetulan. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator perkembangan individu. Dalam bimbingan, yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
Pengertian Bimbingan Menurut para Ahli
ILUSTRASI
B.                 Contoh Bimbingan pada Siswa
Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Sifat-sifat remaja sebagaian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa kanak-kanaknya, tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
a)      Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
b)      Masa pubertas (14 - 16 tahun) 
c)      Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun) 
d)      Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Di sekolah, pendidik memilki peran yang sangat penting dalam perkembangan moral, karena seorang pendidik dapat mengembangkan nilai-nilai moral kepada peserta didiknya, sebagai berikut:
1.      Memperkenalkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat.
2.      Mengembangkan rasa empati peserta didik, supaya mereka lebih memperhatikan orang lain.
3.      Membangkitkan perasaan bersalah.
4.      Memperkuatkan kata hati.
5.      Menciptakan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu pendidik memberikan berbagai informasi yang berhubungan dengan moral, memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk ikut serta dalam pembicaraan pengambilan suatu keputusan dan dalam pengembangan aspek moral.
6.      Menciptakan iklim lingkungan yang konduksif. Untuk ini pendidik harus memberi model atau contoh mengenai perilaku yang bermoral. Peserta didik selain mempunyai lingkungan sekolah, juga mempunyai lingkungan keluarga, organisasi dan masyarakat. Maka para orangtua, tokoh masyarakat, pimpinan organisasi  (pramuka, palang merah, karangtaruna, organisasi pemuda lainya) harus memberi contoh mengenai perilaku yang bermoral.
C.                 Pengertian Konseling
Apa itu Konseling?, Konseling adalah terjemahan dan kata counseling, mempunyai makna sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang (Natawijaya, 1987). Sedangkan menurut Surya (1988), pengertian konseling adalah seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep kepribadian yang sewajarnya mengenai : dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan diri.
Pengertian Konseling
ILUSTRASI
D.                Hubungan Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang sangat erat dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik sehari-hari istilah bimbingan selalu digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan konseling (guidance and counseling).  Ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antar bimbingan dengan konseling atau keduannya memiliki makna yang identik. Namun sementara pihak ada yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan dua pengertian yang berbeda, baik dasar maupun cara kerjanya. Konseling atau counseling dianggap identik dengan psychoterapy, yaitu usaha menolong orang-orang yang mengalami gangguan psikis yang serius, sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan. Sementara pihak ada lagi yang berpendapat bahwa konseling merupakan salah satu teknik pemberian layanan dalam bimbingan dan merupakan inti dari keseluruhan pelayanan bimbingan. Pandangan inilah yang nampaknya sekarang banyak dianut.
Rogers (dalam Kusmintardjo, 1992) memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling is a series of direct contats with the individual which aims to offer him assistance in changing his attitude and behavior. Konseling adalah serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya).
Selanjutnya Mortensen (dalam Jones, 1987) memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling may, therefore, be defined as apeson to person process in which one person is helped by another to increase in understanding and ability to meet his problems”. Konseling dapat didefinisikan sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan seseorang di mana yang seorang dibantu oleh yang lainya untuk menemukan masalahnya. Dengan demikian jelaslah, bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan tanpa konseling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa pengobatan. Kalaupun ada perbedaan di antara keduanya hanyalah terletak pada tingkatannya.
E.                 Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah 
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
1)      Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan.
2)      Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat.
3)      Hidup bersama dengan individu-individu lain.
4)      Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya  Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk:
1)      Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu.
2)      Mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis.
3)      Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri.
4)      Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
5)      Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama.
6)      Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya.
7)      Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat:
1)      Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin.
2)      Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
3)      Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
4)      Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya.
5)      Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
6)      Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dampak yang terjadi akibat penerapan pola asuh yang salah pada keluaraga akan menyebabkan pembentukan kepribadian yang salah pada anak. Diharapakan setiap pendidik harus mampu dan teliti untuk memilih jenis pola asuh yang baik yang akan diterapkan dalam proses mendidik pada anak didiknya dan fungsi bimbingan konseling di sekolah untuk perkembangan piskologi kejiwaan anak sangat diperlukan untuk menambah kedewasaan masa depannya.
3.2  Saran
Masih banyak kesalahan dari penulisan ini,penulis butuh saran dan kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik. Penulis ucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah perkembangan peserta didik Bapak Diniy Hidayatur Rohman yang telah memberi penulis tugas.
Kritik dan saran selalu penulis harapkan dari dosen pembimbing, audien  atau para pembaca khususnya untuk meningkatkan pengetahuan yang lebih luas dan untuk memperbaiki tugas-tugas yang selanjutnya.
















                                            DAFTAR PUSTAKA

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian, Edisi kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hurlock, Elisabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, Elisabeth. 2006. Perkembangan Anak Jilid2. Ahli bahasa Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV Pustaka Setia.



1 comment:

  1. Tahun baru telah menanti kita semua, menjelang akhir tahun kami S1288poker akan membagikan Free chips untuk anda semua member setia S1288poker. Mau chips gratis? dan hadian nya?
    Mari bergabung sekarang juga hanya DI S1288poker

    untuk info lebih lanjut silakan hubungi kontak CS S1288poker di bawah ini
    BBM - 7AC8D76B
    WA - 08122221680
    LINE : S1288_POKER

    Salam JP
    by S1288poker.

    ReplyDelete