Friday, December 4, 2015

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI DI ERA GLOBALISASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI DI ERA GLOBALISASI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Mohamad Bagus Syarifudin
150631600497
Kelas A
Angkatan 2015
Offering A











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
DESEMBER 2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan Nasional terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. Era globalisasi menuntut terselenggaranya pendidikan yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga dapat bersaing dengan mutu pendidikan negara-negara maju. Salah satu cara agar tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu hidup sehat jasmani dan rohani. Apabila tubuh dalam keadaan sehat maka peserta didik dapat melakukan pembelajaran dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pada tahun 1998 Holton mengatakan bahwa globalisasi adalah satu kesatuan dunia atau komunitas manusia yang di dalamnya secara regional, nasional, dan elemen-elemen lokal diikat bersama dalam satu kesatuan yang saling mendukung. Globalisasi yang termanifestasikan dalam strukturnya melibatkan semua jaringan dengan tatanan global yang seragam dalam pola hubungan yang sifatnya penetratif, kompetitif, rasional dan pragmatis dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam dimensi kebugaran, kesehatan, ekonomi dan budaya. Konsekuensinya adalah di dalam berbagai penyiapan sumber daya manusia (SDM) harus bersifat realistis karena globalisasi menjadi tantangan yang terkait dengan daya saing dan prakarsa, yaitu kemampuan-kemampuan yang belum menjadi ciri budaya bangsa Indonesia, yang mementingkan keselarasan dan keserasian.
Dalam menghadapi tantangan masa depan, bukanlah hal yang mudah untuk membentuk kesehatan peserta didik. Butuh wawasan yang luas dan hal yang paling utama pada sarana dan prasarana yang mendukung. Harus diakui bahwa fasilitas sarana dan prasarana olahraga yang ada di sekolah-sekolah maju lebih baik dibandingkan fasilitas sarana dan prasarana olahraga di sekolah yang belum begitu maju, namun begitu pun setiap sekolah perlu meningkatkan mutu dan jumlah sarana dan prasarana olahraga, sehingga tujuan dan fungsi pendidikan jasmani dapat tercapai dengan lebih baik. Selain itu perlunya sarana dan prasarana olahraga ini diperlukan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar penjas tersebut. Disini dibutuhkan dan dituntut peranan kepala sekolah dan guru-guru terutama guru penjas di sekolah dalam menyediakan fasilitas sarana dan prasarana olahraga khususnya olahraga yang ada.
Dengan kata lain kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani dalam lembaga formal diantaranya SD, SMP dan SMA tidaklah mungkin berjalan tanpa adanya sarana dan prasarana seperti halnya lapangan dan perlengkapan yang sesuai. Jika dalam sarana dan prasarana sudah mendukung maka dalam mengembangkan pendidikan jasmani di era globalisasi pada peserta didik dapat dikembangkan dengan cara yang lebih efisien diantaranya memodifikasi dalam bentuk pembelajaran yang seoptimal mungkin agar pendidikan jasmani berjalan dengan baik.


B.      Rumusan Masalah
A.     Apa Pengertian, Tujuan dan Fungsi dari Pendidikan Jasmani ?
B.     Apa Pengertian dari Globalisasi ?
C.     Bagaimana Pengembangan Tenaga Pengajar Pendidikan Jasmani ?
D.     Bagaimana Cara Untuk Menciptakan Lingkungan Pendidikan Jasmani Yang Cerdas ?
E.      Bagaimana Pengembangan peranan yang penting dalam pembinaan dan pengembangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di era Globalisasi ?
F.      Mengapa harus ada pengembangan Pendidikan Jasmani di siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ?

C.      Tujuan
Tujuan dari Artikel ini dijabarkan sebagai berikut:
A.    Mendeskripsikan tentang Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani.
B.    Mendeskripsikan tentang Pengertian Globalisasi.
C.    Menjelaskan tentang Pengembangan Tenaga Pengajar Pendidikan Jasmani.
D.   Menjelaskan Cara Untuk Menciptakan Lingkungan Pendidikan Jasmani Yang Cerdas
E.    Menjelaskan tentang Pengembangan peranan yang penting dalam pembinaan dan pengembangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di era Globalisasi.
F.    Menjelaskan tentang mengapa harus ada pengembangan Pendidikan Jasmani di siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).








BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani
Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Jasmani ? Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam berbagai cabang olahraga sedangkan tujuan utama pendidikan olahraga adalah sosialisasi ke dalam cabang olahraga tertentu sehingga siswa mampu berpartisipasi, berprestasi dan menikmati kegiatan olahraga.
Menurut Wiranto Arismunandar (1999), Pendidikan jasmani merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab, kreativitas dan daya inovasi serta mengembangkan kecerdasan emosional.
Dalam pengertian lain, Depdiknas (2003) juga memberikan pengertian bahwa Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan yang sistematik, agar mampu meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.
Pendidikan jasmani memiliki tujuan :
a)      Meletakkan landasan karakter moral
b)      Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi
c)      Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis
d)      Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
e)      Mengembangkan keterampilan mengelola diri dalam pemeliharaan kebugaran (Depdiknas: 2003) 
Pendidikan jasmani yang disajikan di sekolah memiliki fungsi antara mengembangkan aspek :
a)      Organik
b)      Neuro Muskuler
c)      Perseptual
d)      Sosial, dan
e)      Emosional (Depdiknas: 2003)
Hal tersebut selaras dengan pendapat Annarino (1980) yang menyatakan bahwa pendidikan jasmani yang baik harus mampu mengembangkan Empat Aspek, yaitu :
a)    Aspek Fisik
b)   Psikomotor
c)    Kognitif, dan
d)   Afektif.
Keempat aspek tersebut dapat dicapai apabila pelaksanaan kegiatan mepertimbangkan Empat Aspek :
a)      Prinsip
b)      Konten
c)      Strategi Pembelajaran dan
d)      Ketepatan alat penilaian yang digunakan.

B.     Pengertian Globalisasi
Pengertian Globalisasi atau Definisi Globalisasi. Dalam Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth. Artinya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas.
Menurut Emanuel Ritcher menjelaskan bahwa Globalisasi merupakan jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.
Dalam menghadapi tantangan masa depan, perencanaan pengembangan profesional tenaga pendidik dalam pendidikan jasmani dan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) harus diubah dari yang berwawasan mikro menjadi berwawasan makro, antisipatif, ekstrapolatif, dan strategik (Depdikbud : 1995). Pendekatan makro berarti memperluas cakupan wawasan dalam perencanaan pendidikan tenaga kependidikan agar dalam Pembelajaran Pendidikan jasmani mulai dari tingkat SMP sampai sekolah lanjutan tidak bersifat tradisional, mononton dan kurang bervariasi lagi. dengan meletakkan sistem pendidikan sebagai subsistem yang lebih luas, yaitu sistem pembangunan ekonomi.
Ditinjau dari sudut pengembangan peserta didik, tantangan yang paling besar pada era globalisasi adalah adanya arus informasi yang semakin cepat, semakin akurat, dan semakin beragam. Untuk mengatasi hal seperti ini, agar seorang peserta didik dapat mengembangkan kesehatannya pendidikan jasmani merupakan salah satu komponen utama dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu sebagai tenaga pendidik harus bisa berusaha memahami tantangan dan masalah yang akan dihadapi oleh pendidikan jasmani pada masa depan yang baik dalam rangka untuk  mengembangkan peserta didik pada masa mendatang.

C.  Pengembangan Tenaga Pengajar Pendidikan Jasmani di Era Globalisasi
Dalam rangka mengantisipasi tantangan yang dihadapi pada masa depan dan memperhatikan permasalahan yang dihadapi masa kini, maka perlu dilakukan orientasi ulang terhadap upaya pengembangan pendidikan guru pendidikan jasmani.
Pertama, hanya lulusan (out put) yang bermutu dapat mempunyai nilai kompetitif tinggi (Sumantri HM, 1997). Lulusan yang demikian ini, hanya dapat dihasilkan oleh tenaga guru pendidikan jasmani yang sudah terampil serta mempunyai pengalaman di lapangan yang didasari dengan konsep ilmu pengetahuan yang kuat. Proses pendidikan di LPTK, harus dikaitkan dan disepadankan (link and match) dengan keterampilan praktik yang dialami di dunia pendidikan yang sebenarnya. Kebutuhan untuk keterkaitan dan kesepadanan ini menjadi sangat penting pada jenis-jenis pekerjaan seperti guru pendidikan jasmani.
Kedua, untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan guru yang berubah selaras dengan pergeseran struktur demografi ataupun kebutuhan struktur tenaga kerja dan perkembangan IPTEK, maka upaya untuk membuat sistem Pendidikan Guru yang lebih fleksibel yang mampu menghadapi tantangan pasang surutnya kebutuhan akan guru pendidikan jasmani yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sangat diperlukan untuk menekan terjadinya pemborosan.
Pengembangan Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) pada Fakultas Ilmu Keolahragaan diarahkan untuk menghasilkan calon guru pendidikan jasmani yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang kuat di bidang pendidikan jasmani dan kemampuan metodologi pengajaran, serta mempunyai peluang pasar yang lebih fleksibel dalam menghadapi perkembangan IPTEK, yang diimplementasikan antara lain dalam bentuk pengembangan kurikulum. Peningkatan kemampuan bidang studi pendidikan jasmani dilakukan dengan Mempertinggi Bobot Mata Kuliah bidang Studi, sedangkan peningkatan metodologi pendidikan jasmani dilakukan dengan meningkatkan Intensitas kegiatan Praktik Mengajar. Selain itu Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga lulusannya memiliki Fleksibilitas Horizontal ataupun Vertikal. Fleksibilitas Horizontal dengan maksud agar lulusan dapat mengajar lebih dari satu bidang studi dalam satu rumpun. Ada pula pemikiran agar Fleksibilitas Horizontal ini dapat memberikan kemampuan lain, selain Profesi Guru.
Sifat Fleksibilitas Vertikal dimaksudkan untuk memberikan kemampuan Profesional kepada calon guru Pendidikan Jasmani untuk dapat mengajar, baik di SD, SMP ataupun SMA/SMK. Fleksibilitas dapat pula diartikan memberikan kewenangan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan dalam mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan variasi kebutuhan di daerah.
Oleh karena itu, isi kurikulum yang ditetapkan secara nasional hanya berkisar 60 sampai dengan 80 Persen, sedangkan sisanya dapat dikembangkan sendiri oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan yang bersangkutan sebagai kurikulum muatan lokal.
Ketiga, mengingat sumber daya yang dapat disediakan oleh pemerintah terbatas, sementara itu mutu harus ditingkatkan, maka peranan swasta dan partisipasi masyarakat perlu juga ditingkatkan untuk membantu upaya pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Upaya untuk mendapatkan bantuan dari masyarakat, pemberian beasiswa, atau model sponsor, perlu juga dikembangkan guna menggali dana dan sumber daya dari masyarakat. Menurut hasil penelitian uji coba dari Coplaner 1995 (dalam Nurhadi : 1995), bahwa potensi sumber daya masyarakat untuk menunjang program pendidikan masih cukup besar di semua lapisan masyarakat. Jadi, yang diperlukan adalah cara menggali dan memanfaatkannya secara optimal sumber daya yang ada di masyarakat tersebut.
Keempat, dengan meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan dan menurunnya jumlah penduduk di pedesaan, maka pendekatan pemetaan sekolah dan kebutuhan guru termasuk guru pendidikan jasmani yang selama ini dipergunakan perlu dirubah. Perencanaan pendidikan guru termasuk guru pendidikan jasmani diintegrasikan dengan sistem pemetaan pengembangan perkotaan termasuk pemukiman penduduk pada masa mendatang.
Kelima, untuk mengisi kebutuhan akan guru pendidikan jasmani di daerah terpencil dan di desa-desa yang semakin langka penduduknya, perlu dirancang program pendidikan guru pendidikan jasmani yang dapat menghasilkan guru pendidikan jasmani yang profesional yang dapat menjadi tutor pada SLTP terbuka (Jalal : 1997).

D.  Menciptakan Lingkungan Pendidikan Jasmani Yang Cerdas
Ada beberapa cara untuk menciptakan lingkungan pendidikan jasmani yang cerdas, diantaranya :
1.      Menciptakan lingkungan belajar dan berlatih yang aman
2.      Meningkatkan kehadiran
3.      Mengajarkan tanggung jawab personal dan sosial
4.      Meningkatkan keberhasilan setiap siswa
5.      Menghargai dan menilai usaha dan peningkatan.
Barrette GT pada tahun 1993 (dalam Barrette : 2003) menciptakan”Fit Sport Teaching and Coaching Model”,  yakni model ini secara konseptual didefinisikan sebagai sistem pengambilan keputusan terpadu yang dirancang untuk mengaitkan tujuan program dan hasilnya dengan tindakan rencana pelatihan dan pengajaran pendidikan jasmani. Terpadu dimaksudkan bahwa empat kriteria tersebut diterapkan secara bersamaan pada setiap tingkat dan setiap saat saat peristiwa pembelajaran pendidikan jasmani.
Pencapaian hasil terkait dengan tanggung jawab sosial dan konsep diri menjadi positif. Konsep ini terdiri atas, empat kriteria paedagogis, yaitu :
1.      Waktu keterlibatan yang tinggi bagi setiap siswa
2.      Relevansi tugas setiap siswa terhadap hasil yang dicapai oleh individu ataupun kelompok
3.      Keseimbangan antara pengalaman belajar berlomba dan bekerjasama
4.      Menggunakan kesesuaian aktivitas yang terkait selama praktik kelompok dan dalam keahlian.
Ketika kriteria tersebut di atas digunakan, maka akan dihasilkan sebuah “good fit” untuk mencapai nilai-nilai positif bagi siswa dalam pengalaman pendidikan jasmani dan olahraga (Barrette : 2003).
Strategi pembelajaran pendidikan jasmani yang mencakup model strategi permainan yang digunakan secara langsung dirancang untuk memberikan informasi kepada siswa tentang peran sosial dan personalnya serta tanggung jawab satu sama lain untuk mengembangkan rasa kepemilikan dalam pengalaman pendidikan jasmani dan olahraga.

E.   Pengembangan Peranan Yang Penting Dalam Pembinaan Dan Pengembangan Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Dalam menghadapi tantangan masa depan mata Pelajaran Pendidikan Jasmani lebih mengutamakan aktivitas gerak yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan untuk memenuhi kebutuhan hidup individu. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, kesehatan, mental, sosial serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang.
Adapun yang menjadi masalah adalah apakah pelaksanaan pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah SMP tidak berjalan efektif. Berbagai isu tentang pendidikan jasmani banyak terdengar akhir-akhir ini, diantaranya yang menonjol tentang belum efektifnya pembelajaran Penjas mulai dari tingkat SMP sampai sekolah lanjutan. Isu tentang rendahnya tingkat kesegaran jasmani siswa di sekolah dan isu tentang model pembelajaran Penjas yang bersifat tradisional, mononton dan kurang bervariasi (Supartono : 1997) Modifikasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan salah satu alternatif dalam pemecahan masalah-masalah tersebut di atas.

F.   Pengembangan Pendidikan Jasmani Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Untuk proses pengembangannya dapat dijelaskan bahwa pendidikan jasmani pada siswa SMP memang harus ada, karena jika tidak ada pengembangan pendidikan jasmani proses pembelajaran tidak akan bisa optimal. Dari pengembangan tersebut dapat dijabarkan bahwa pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah memodifikasi. Dengan modifikasi proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan lebih optimal.
Hambatan dan rintangan yang terdapat pada bidang sarana dan prasarana yang minim ataupun telah rusak dapat diselesaikan. Banyak faktor sarana dan prasarana penjas yang dapat dimodifikasi, Seperti :
1.      Lembing dapat dibuat dari Batang Ubi Kayu.
2.      Batang pohon coklat untuk Stik Tongkat Estafet.
3.      Batu bulat untuk Tolak Peluru.
4.      Kertas dan Plastik-plastik yang tidak berguna lagi untuk Bola Kaki dan Volly.
5.      Papan Tripleks untuk Raket.
6.      Lantai ruangan kelas untuk bermain basket.
Modifikasi adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada kegembiraan kecakapan jasmani dan pengayaan gerak anak. Pengertian modifikasi olahraga dalam pendidikan jasmani tidak menunjuk kepada salah satu metodologi atau model pengajaran tertentu tetapi ia menunjuk pada berbagai keterampilan mengajar yang diadaptasikan secara tepat oleh guru selama proses pembelajaran. Dalam pendidikan jasmani, modifikasi sama sekali tidak mengubah isi kurikulum yang ditetapkan, modifikasi juga diartikan sebagai perubahan dari yang asli ke yang sederhana.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam berbagai cabang olahraga sedangkan tujuan utama pendidikan olahraga adalah sosialisasi ke dalam cabang olahraga tertentu sehingga siswa mampu berpartisipasi, berprestasi dan menikmati kegiatan olahraga.
Dalam pengembangannya, pendidikan jasmani memiliki hubungan yang erat dengan era globalisasi. Globalisasi  merupakan era dimana perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi bekembang sangat pesat. Untuk itu, perlu adanya pembaharuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
            Dalam hal tersebut perlu didukung oleh tenaga pendidik yang dapat memberikan wawasan pendidikan jasmani yang lebih kreatif, efektif dan juga efisien. Tentunya tenaga pendidik harus memahami dan mengerti tentang pengembangan pendidikan jasmani pada siswa SMP terlebih dahulu sebelum memberikan materi kependidikan.
            Untuk menunjang pembelajaran dalam menghadapi tantangan masa depan, bukanlah hal yang mudah untuk membentuk kesehatan peserta didik. Butuh wawasan yang luas dan hal yang paling utama pada sarana dan prasarana yang mendukung. Harus diakui bahwa fasilitas sarana dan prasarana olahraga yang ada di sekolah-sekolah maju lebih baik dibandingkan fasilitas sarana dan prasarana olahraga di sekolah yang belum begitu maju, namun begitu pun setiap sekolah perlu meningkatkan mutu dan jumlah sarana dan prasarana olahraga, sehingga tujuan dan fungsi pendidikan jasmani dapat tercapai dengan lebih baik.
B.     Saran
Dari Artikel yang sudah saya baca mengenai pengembangan pendidikan jasmani di era globalisasi  pada siswa SMP sebaiknya agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat berkembang dengan baik dan benar, guru pendidikan jasmani hendaknya selalu melakukan inovasi pembelajaran secara terus menerus melalui pelatihan dan perbaikan persiapan pengajaran serta mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian, Edisi kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

1 comment:

  1. Tahun baru telah menanti kita semua, menjelang akhir tahun kami S1288poker akan membagikan Free chips untuk anda semua member setia S1288poker. Mau chips gratis? dan hadian nya?
    Mari bergabung sekarang juga hanya DI S1288poker

    untuk info lebih lanjut silakan hubungi kontak CS S1288poker di bawah ini
    BBM - 7AC8D76B
    WA - 08122221680
    LINE : S1288_POKER

    Salam JP
    by S1288poker.

    ReplyDelete